Laga Derbi Jadi Cikal Bakal Tiket Online

Penjualan tiket online perlu dilakukan untuk kenyamanan suporter.
Misbakus Solikin setelah mencetak gol ke gawang Arema FC. (foto: Persebaya.id)

Pertandingan pekan ke-7 Gojek Liga 1 2018 menyajikan pertarungan besar dua tim terbesar di Jawa Timur, yakni Persebaya Surabaya dan Arema FC di Gelora Bung Tomo, 6 Mei 2018. Tepat hari ini 3 tahun lalu. Persebaya berhasil menjadi pemenang dalam laga panas ini dengan skor 1-0.

Adalah gelandang asli Suroboyo Misbakus Solikin yang keluar sebagai pahlawan. Tendangan kaki kirinya pada menit ke-83 gagal diselamatkan kiper Arema FC Utam Rusdiana. Bola silang dari Robertino Pugliara yang dicoba dibuang oleh barisan belakang Arema FC justru jatuh ke kaki Misbakus. 

Tentu momen gol tersebut sangat melegakan Bonek yang menyaksikan pertandingan. Pasalnya, banyak sekali peluang yang sudah diciptakan, namun belum kunjung tercipta gol. Apalagi, waktu pertandingan semakin menipis dan lampu stadion sudah mulai dinyalakan, sehingga gol tunggal itu berkesan lebih dramatis.

Persebaya vs Arema 2018 - Satrio WCS for Persebaya Persebaya vs Arema 2018 - Satrio WCS for Persebaya Persebaya vs Arema 2018 - Satrio WCS for Persebaya

Foto: SatrioWCS for Persebaya

Laga ini juga diwarnai oleh dua kartu merah yang dikeluarkan wasit pada detik-detik akhir pertandingan untuk Oktafianus Fernando dan Hendro Siswanto yang terlibat gesekan akibat duel.

Torehan angka penuh pada pertandingan ini membuat Persebaya semakin kokoh di papan atas klasemen sementara dengan menempati posisi ke-empat.

Cikal Bakal Tiket Online

Diluar hasil pertandingan, ada satu catatan penting nan menarik dari pertandingan ini. Evaluasi besar-besaran dilakukan oleh manajemen Persebaya terkait sistem penjualan tiket imbas dari kericuhan yang terjadi saat penjualan tiket laga besar ini.

Ya. Ketika biasanya penjualan tiket tidak terlalu mepet dan banyak pilihan, saat itu manajemen hanya menjual tiket dalam tiga titik ticket box (Gelora Bung Tomo, Kenjeran, dan Korem) yang kemudian diubah hanya satu titik ticket box saja di Korem Baskara Jaya. Termasuk juga waktu penjualan yang dipercepat menjadi dua hari.

Ketua Panpel Persebaya saat itu, Wisnu Sakti Buana mengatakan bahwa pemusatan dilakukan agar lebih aman dan meminimalisir kericuhan. "Ini masih di ranah TNI jadi jauh lebih aman. Ini meminimalisasi kerusuhan jauh lebih efektif karena tempat juga lebih luas," kata Wisnu dikutip dari Bolacom.

Antrian Tiket - Foto: Persebaya Antrian Tiket - Foto: Persebaya Antrian Tiket - Foto: Donie VJ via EJ
Foto: Persebaya.id, Donie VJ for EmosiJiwaku

Memang benar tempat disana luas, namun hal itu bukan berarti masalah selesai. Untuk pertandingan besar seperti ini, pembukaan ticket box hanya satu titik sangat berisiko. Apalagi minat pembeli tiket mungkin berpotensi 2 sampai 3 kali lipat dari kapasitas stadion. Akan ada antrian panjang yang terjadi.

Dan benar saja, kondisi desak-desakan terjadi. Bahkan laporan dari beberapa portal berita, ada suporter yang harus dibantu karena tubuhnya lemas dan juga sesak nafas. Antrian panjang dan sistem penjualan tiket jadul inilah yang memicu kritik keras dari Bonek.

Setelah kejadian itu, manajemen bergerak untuk menyusun kembali sistem penjualan tiket yang aman dan nyaman untuk suporter. Dan, keputusan yang diambil cukup tegas: penjualan tiket non-pelajar hanya dilayani lewat online. Ini merupakan keputusan yang tepat karena selama ini sektor penjualan tiket memang didominasi oleh non-pelajar.

"Tujuan kami sederhana, agar pembelian tiket bisa lebih mudah, bisa diakses dari mana saja," kata ketua panpel Persebaya saat itu, Wisnu Sakti Buana dikutip dari situs resmi klub. [source]

Beliau menambahkan bahwa dengan penerapan konsep penjualan ini diharapkan tidak lagi terjadi antrian tiket yang mengular panjang.

Konsep tersebut sudah mulai diimplementasikan dalam penjualan tiket melawan Persipura Jayapura yang diposting oleh official pada 23 Mei 2018 lalu.

Pemberian kuota offline untuk kategori pelajar tentu sebuah transisi perubahan kedepannya.

Full Online Mulai Juli

Setelah melalui fase transisi dengan memberikan keringanan untuk kategori pelajar, mulai Juli 2018, tepatnya jelang pertandingan melawan Bali United, manajemen Persebaya memutuskan seluruh pembelian tiket dilakukan secara online. Berlaku untuk seluruh kategori yang ada.

“Kami menerapkan sistem baru untuk mempermudah para Bonek yang akan membeli tiket," kata Dandy Arditianto, perwakilan panpel Persebaya dikutip dari situs resmi klub.

Penjualan ini didukung oleh Loket yang menyediakan URL khusus untuk penjualan tiket Persebaya. Selain itu, pembelian juga bisa dilakukan melalui aplikasi pihak ketiga Go-Tix dan aplikasi Persebaya Selamanya.

Lebih Maju, Tapi Juga "Mundur"

Persoalan tentang penjualan tiket online di Persebaya ini tidak melulu soal kemajuan rek. Pasalnya masih ada hal yang memberatkan. Bahkan sebenarnya sebuah penurunan dari sebelumnya. Bonek Digital pernah merasakannya sendiri.

Sebelum penjualan tiket online ini diberlakukan, Bonek Digital memang sering hadir di pertandingan dengan membeli tiket secara online. Pada Celebration Game 2017 kontra PS Sleman misalnya. Ketika itu, BD datang ke stadion membawa keras print-print an tiket tanpa perlu menukar.

Meski, saat itu ada momen dimana BD harus tertahan di pintu masuk karena penjaga gate sempat bingung. "Lho, iki onok ta tiket model ngene iki?" penjaga gate tersebut bertanya ke rekannya ketika saya menyodorkan tiket untuk masuk ke tribun. Mungkin karena mereka masih terbiasa dengan tiket offline. Apalagi, itu juga musim pertama Persebaya berkompetisi resmi setelah diakui kembali. Setelah diiyakan oleh rekannya, akhirnya saya bisa masuk.

Tiket Online Persebaya vs PSS Sleman pada 2017 lalu. (foto: Dokumen Pribadi)

Pada Liga 1 2018 pun, saya juga masih mengandalkan pembelian online karena lebih praktis dan tidak perlu ribet antri. Termasuk untuk pertandingan melawan Arema FC diatas, saya mendapatkannya melalui penjualan online.

"Mundur" yang saya maksud adalah, setelah kebijakan penjualan tiket online secara masif dilakukan, ada persyaratan yang harus dilakukan: penukaran tiket secara offline

Lhah? Lapo onok kebijakan model ngene iki?

Yang tadinya sangat mudah: pesan-bayar-nonton, kini harus menukarkan tiket terlebih dahulu sebelum datang menonton ke stadion. Dan tentu saja: ANTRI juga! Meski kita bisa melakukannya di jam relatif sepi seperti malam hari.

Dan "kemunduran" ini masih bertahan sampai musim 2020 lalu. BD yakin, ada banyak Bonek yang ingin kebijakan penukaran ini dihapuskan saja, karena akan lebih simpel dan efektif. 

Seperti tujuan awal yang digembor-gemborkan manajemen: Pembelian tiket lebih mudah dan tidak ada antrian lagi.

Semoga.

Salam Satu Nyali, WANI!