Pergi Saat Terdegradasi, Mereka Diterima Kembali

Sempat tidak enak hati, mereka akhirnya kembali.

Bejo Sugiantoro ketika membela Bajul Ijo. (foto: Google Images)

Perjalanan Persebaya dalam mengarungi kompetisi musim 2002 memang berat. Rentetan hasil tidak memuaskan mengiringi perjalanan Bajul Ijo. Hingga pada akhirnya, nasib pahit harus dialami tim sebesar Persebaya: terdegradasi ke Divisi Satu untuk pertama kalinya dalam sejarah klub karena hanya bertengger di posisi ke-11 klasemen akhir dengan torehan 20 poin hasil dari 22 main. Bahkan selisih gol pun minus, yakni -7! (data: RSSSF/2002)

Beberapa pemain potensial dan juga idola dari Bonek pergi. Dikutip dari laman SejarahPersebaya, mereka pemain pilar yang meninggalkan Bajul Ijo ketika degradasi adalah Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, dan Agung Widodo. Bejo dan Uston memutuskan bergabung ke PSPS Pekanbaru yang ketika itu getol membangun skuad berkualitas.

Tak ayal, hal tersebut menjadi topik pembicaraan diantara suporter Bonek. Ada yang menganggapnya sebagai keputusan blunder dan tak berperasaan karena meninggalkan Persebaya ketika sedang jatuh.
Karier Bejo Sugiantoro sendiri di PSPS tampaknya tidak cukup bersinar. Dikutip dari laman Football Tribe dan Kompas, Komisi Disiplin PSSI pada bulan Februari 2003 menjatuhkan hukuman berat larangan bertanding satu tahun terhadap Bejo akibat pemukulan terhadap wasit.

Di sisi lain, pada musim 2003 tersebut, Persebaya tampil luar biasa dan berhasil menjadi juara Divisi Satu. Di fase grup, Bajul Ijo berhasil menduduki peringkat ke-2 dibawah PSIM Yogyakarta sehingga lolos ke babak delapan besar.

Di fase ini, lagi-lagi Persebaya tampil maksimal. Dari 14 laga yang dijalani, Bajul Ijo berhasil memenangi delapan laga, tiga hasil imbang, dan tiga kekalahan. Torehan 27 poin tersebut sejatinya sama dengan PSMS Medan, namun Bajul Ijo unggul selisih gol sehingga memastikan diri sebagai juara.

Setelah memastikan promosi, persiapan membangun skuad dilakukan oleh Persebaya untuk musim kompetisi 2004. Sementara Bejo Sugiantoro saat itu tidak meneruskan kariernya di PSPS. Dikutip dari KumparanBola, Bejo sadar diri dan merasa tak enak hati untuk kembali ke Persebaya karena meninggalkan tim Kota Pahlawan tersebut ketika terdegradasi.

Bersama Hendro Kartiko, awalnya mereka memutuskan untuk menyebrang ke rival seteru Persebaya, Arema Malang. Namun protes keras dan tekanan suporter membuat keputusan tersebut urung terjadi.
Cukup wajar, sebab Bejo sendiri merupakan pemain yang pernah jadi idola Bonek. Mereka mengharapkan Bejo kembali ke Persebaya melalui pertemuan bersama pengurus di kantor Yayasan Suporter Persebaya (YSS) Senin, 27 Oktober 2003.

"Secara psikologis mereka (mantan pemain Persebaya, yang pergi saat terdegradasi) tidak enak dengan Bonek, karena keluar saat tim terdegradasi. Sekarang dengan permintaan Bonek seperti ini, jelas akan memperlancar manajemen Persebaya merekrut pemain-pemain tersebut," ujar Haji Santo, Ketua Harian Persebaya dikutip dari KOMPAS (28/10/2003 hlm. 48)

Pembina Yayasan Suporter Persebaya (YSS) Wastomi Suheri juga menambahkan jika keputusan tersebut tidak mudah karena sebelumnya sebagian kelompok suporter memang masih sakit hati dan menganggap mereka (pemain yang pergi, Red) sebagai pengkhianat dengan keputusannya yang meninggalkan Persebaya saat terdegradasi.

Namun pada akhirnya Bonek menerimanya dengan senang hati. Bahkan Bejo Sugiantoro dan Uston Nawawi mampu bahu membahu berjuang demi Persebaya hingga akhirnya berhasil meraih gelar Liga Indonesia 2004 yang dipastikan di rumah sendiri, Gelora 10 Nopember di pekan terakhir.